Sabtu, 03 Juli 2010

AKANKAH MENUNGGU?

by Ermelan Dewita
Sebelum menikah, saya pernah membaca artikel berjudul "Mandikan Aku Bunda", yang bercerita tentang anak yang bernama Alief, punya orang tua yang sibuk, sehingga pada saat Alif minta dimandikan sebelum Bundanya berangkat ke kantor, Bunda tidak sempat. Dan ternyata, permintaan Alif untuk dimandikan adalah permintaannya yang pertama dan terakhir, karena hari itu juga Alif dipanggil Sang Pemilik Nyawa, karena demam tinggi yang dideritanya. Sayangnya artikel tersebut tidak ada lagi di file saya.

Yang ingin saya share ke sahabat group ini adalah, anak-anak merupakan prioritas utama kita. Sesibuk apapun kita, anak menjadi pertimbangan utama. Tidak ada kata menunda untuk anak, ketika mereka meminta kita. Walau terkadang cara mereka meminta kita 'menjengkelkan' menurut kita, namun itulah cara terbaik yang bisa anak lakukan, agar orang tua memperhatikan mereka. Namun terkadang saat prilaku anak caper, saat kita lelah pulang dari kantor, anak yang tadinya mandiri saat bersama si Mbak, malah terkesan tergantung pada kita orang tuanya. Sehingga apa-apanya minta dibantu. Akhirnya membuat kita kesal lalu marah.

Padahal sadarkah kita, bahwa itu lah cara terbaik mereka meminta perhatian orang tuanya, setelah sehari tidak mereka lihat? Akankah kita tega menjadikan permintaan anak menjadi permintaan pertama dan terakhir untuk minta kita?

Tidak perlu menunggu, tidak perlu menunda ketika anak meminta kita, karena itu lah cara terbaik anak untuk meminta kita, karena kita sangat berharga bagi mereka.

"I love u Nak, you are my soul"....

Kamis, 27 Mei 2010

Berhenti Merokok itu Mudah

"Sebenarnya aku ingin berhenti merokok, tapi kayaknya tidak mungkin, susah..."
mungkin hal ini sering kita dengar di kalangan rekan2 kita yang merokok. Pada dasarnya para perokok itu sadar pengaruh rokok bagi kesehatan tubuh (mungkin juga kantongnya), namun memanglah tidak mudah untuk memhentikan sebuah kebiasaan. cara efektif menghentikan kebiasaan adalah membuat kebiasaan baru yang lainnya.

Dulunya saya juga seorang perokok, belum begitu berat sih (hanya 1-2 bungkus sehari). Pada masa parahnya (menurut saya), pernah berprinsip tidak makan tidak masalah yang penting bisa ngrokok, jadi makan sehari sekali(maklum MMPP/Mahasiswa Modal Pas-Pasan), tapi rokok jalan terus.
suatu ketika beberapa teman dan murid saya meminta tips berhenti merokok. saya bilang bahwa saya merubah cara berpikir saya tentang rokok. rokok bukan utama, "lebih baik makan dari pada rokok", dan seberat apapun saya menjadi perokok, saya tidak akan pernah mengijinkan diri saya untuk menjadi BUDAK ROKOK. tapi bukan itu inti dari hal yang ingin saya sampaikan. kendatipun seberapa berat anda mendapat label perokok, ANDA DAPAT BERHENTI MEROKOK.

mudah ataupun tidaknya anda berhenti merokok dapat di cek.
cobalah ingat "kata pertama" secara spontan dari masing-masing pertanyaan ini:
1. apakah anda ingin berhenti merokok?
2. kapan anda berhenti merokok?
3. mudah atau susah untuk berhenti merokok?

tiga pertanyaan sederhana ini bisa jadi dapat memberikan parameter pada diri anda.
jika pertanyaan 1 anda menjawab "ya", pertanyaan 2 menjawab "sekarang/secepatnya", pertanyaan 3 menjawab "mudah",maka berbahagialah anda, artinya anda mempunyai keinginan kuat untuk lepas dari kebiasaan merokok anda. Tinggal anda berkonsisten dengan perilaku anda untuk memulai kegiatan berhenti merokok.
jika anda menjawab sebaliknya, maka anda perlu usaha yang lebih kuat untuk berhenti melakukan kebiasaan merokok anda. (bukan berarti anda tidak bisa lepas dari kebiasaan merokok).

dalam tulisan ini juga saya sertakan tips lain untuk berhenti merokok.

1. Yakinkan diri bahwa berhenti merokok sama sekali tidak sia-sia. Pikirkan kualitas hidup yang lebih baik jika bebas dari asap rokok dan cepat mati jika terus merokok.

2. Rencanakan sebuah tanggal sebagai hari-H berhenti merokok. Sebelum sampai pada tanggal itu, singkirkan asbak, korek api, dan hal-hal yang bisa memicu Anda kembali merokok. Baru setelah tiba pada tanggal itu, berhentilah merokok sama sekali.

3. Rencanakan kegiatan untuk tanggal itu. Misalnya pergi ke tempat-tempat yang terdapat "no smoking area", atau pergi berolahraga.

4. Buatlah daftar orang-orang yang mendukung usaha Anda berhenti merokok, dan mintalah dukungan moril dari mereka.

5. Untuk mengatasi gejala putus zat, santaplah makanan rendah kalori dan banyak minum air.

6. Lawanlah godaan untuk merokok, meski hanya satu hisapan saja. Satu hisapan akan mudah diikuti dengan hisapan-hisapan lain, dan upaya keras Anda akan jadi sia-sia.

7. Kalau Anda hampir menyerah, tundalah sepuluh menit lagi. Hasrat yang kuat itu akan padam. Kalau masih ingin merokok, tariklah napas dalam-dalam melalui mulut, lalu keluarkan secara perlahan dengan menyempitkan bibir Anda. Ulangi 5-10 kali.